Rabu, 08 Juni 2011

Ketrampilan dasar terkait dengan pemenuhan kebutuhan eliminasi urin


Melakukan kateterisasi
Indikasi :
Tipe Intermitten
o tidak mampu berkemih 8 – 12 jam setelah operasi
o retensi akut setelah trauma uretra
o tidak mampu berkemih akibat obat sedatif atau analgesik
o cedera pada tulang belakang
o degenerasi neuromuskular secara progresif
o pengeluaran urine residual
Tipe Indwelling
o obstruksi aliran urine
o pasca operasi saluran uretra dan struktur disekitarnya
o obstruksi uretra
o inkontinensia dan disorientasi berat
Alat dan bahan
1. sarung tangan steril
2. kateter steril (sesuai denga ukurannya dan jenis)
3. Duk steril
4. minyak pelumas/ gel
5. larutan pembersih antiseptik
6. spuit yang berisi cairan
7. perlak dan alasnya
8. pinset anatomi
9. bengkok
10. urinal bag
11. sampiran
Prosedur Kerja
 U/ pasien pria
Ø
1. cuci tangan
2. jelaskan prosedur
3. atur ruangaan/ pasang sampiran
4. pasang perlak/alas
5. gunakan sarung steril
6. pasang duk steril
7. pegang penis dengan tangan sebelah kiri, lalu preputium ditarik sedikt ke pangkalnya dan bersihkan dengan kapas savlon
8. beri gel pada ujung kateter, lalu masukkan pelan-pelan sambil anjurkan untuk tarik napas
9. jika tertahan, jangan dipaksa
10. setelah kateter masuk, isi balon dengan cairan aquades
11. sambung kateter dengan urobag dan fiksasi ke arah paha
12. rapikan alat
13. cuci tangan
 U/ pasien wanita
Ø
1. cuci tangan
2. jelaskan prosedur
3. atur ruangan
4. pasang perlak/alas
5. gunakan sarung tangan steril
6. pasang duk steril
7. versihka vulva kapas savlon dari atas ke bawah
8. buka labia mayor dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri lalu bersihkan bagian dalam
9. beri gel pada ujunng kateter lalu masukkan pelan-pelan sambil anjurkan tarik napas, hingga urine keluar
10. setelah selesai, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya menggunaka spoit
11. sambung kateter denga urine bag dan fiksasi ke arah samping
12. rapikan alat
13. cuci tangan
Menggunakan kondom kateter
Menggunakan kondom kateter merupakan tindakan keperawata dengan cara memeberikan kondom kateter pada pasine yang tidak mampu mengontrol berkemih. Cara ini bertujuan agar pasine dapat berkemih dan mempertahankannya.
Alat dan bahan
1. sarung tangan
2. air sabun
3. pengalas
4. kondom kateter
5. Urinal bag
6. sampiran
Prosedur kerja
1. cuci tangan
2. jelaskan prosedur pada klien
3. atur ruangan/pasang sampiran
4. pasang perlak/alas
5. gunakan sarung tangan
6. atur posisi klien dengan terlentang
7. bersihkan area genitalia dengan sabun dan bilas dengan air hangat bersih kemudian keringkan.
8. lakukan pemasangan kondom dengan menyisakan 2,5 – 5 cm ruang antara glans penis dengan ujung kondom
9. letakkan batang penis dengan perekat elastis, tapi jangan terlalu ketat
10. hubungkan ujung kondom kateter dengan saluran urobag
11. rapikan alat
12. cuci tangan
F. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperaatan terhadap gangguan kebutuhan eliminasi urine secara umum dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam :
1. miksi dengan normal, ditunjukkan dengan kemampuan berkemih sesuai dengan asupan cairan dan pasien mampu berkemih tanpa menggunakan obat, kompresi pada kandung kemih atau kateter.
2. mengosongkan kandung kemih, ditunjukkan dengan berkurannya distensi, volume urine residu, dan lancarnya kepatenan drainase
3. mencegah infeksi/ bebas dari infeksi, ditunjukkan dengan tidak adanya infeksi, tidak ditemukan adanya disuria, urgensi, frekuensi, dan rasa terbakar
4. mempertahankan intergritas kulit, ditunjukkan dengan adanya perineal kering tanpa inflamasi an kulit di sekitar uterostomi kering.
5. memnerikan pasa nyaman, ditunjukkan dengan berkurangnya disuria, tidak ditemukan adanya distensi kandung kemih dan adanya ekspresi senang.
6. Melakukan Bladder training, ditunjukkan dengan berkurangnya frekuensi inkontinensia dan mampu berkemih di saat ingin berkemih.


. Definisi
  • Kateter adalah pipa untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan
  • Kateter terutama terbuat dari bahan karet atau plastik, metal, woven silk dan silikon
  • Kandung kemih adalah sebuah kantong yang berfungsi untuk menampung air seni yang berubah-ubah jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal
  • Kateterisasi kandung kemih adalah dimasukkannya kateter melalui urethra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan air seni atau urine.
2. Tujuan
  • Untuk segera mengatasi distensi kandung kemih
  • Untuk pengumpulan spesimen urine
  • Untuk mengukur residu urine setelah miksi di dalam kandung kemih
  • Untuk mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama pembedahan

3. Prosedur

SARANA DAN PERSIAPAN
A. Alat
a. Tromol steril berisi
b. Gass steril
c. Deppers steril
d. Handscoen
e. Cucing
f. Neirbecken
g. Pinset anatomis
h. Doek
i. Kateter steril sesuai ukuran yang dibutuhkan
j. Tempat spesimen urine jika diperlukan
k. Urobag
l. Perlak dan pengalasnya
m. Disposable spuit
n. Selimut

B. Obat
a. Aquadest
b. Bethadine
c. Alkohol 70 %

C. Petugas
a. Pengetahuan dasar tentang anatomi dan fisiologi dan sterilitas mutlak dibutuhkan dalam rangka tindakan preventif memutus rantai penyebaran infeksi nosokomial
b. Cukup ketrampilan dan berpengalaman untuk melakukan tindakan dimaksud
c. Usahakan jangan sampai menyinggung perrasaan penderita, melakukan tindakan harus sopan, perlahan-lahan dan berhati-hati
d. Diharapkan penderita telah menerima penjelasan yang cukup tentang prosedur dan tujuan tindakan

D. Penderita
Penderita telah mengetahui dengan jelas segala sesuatu tentang tindakan yang akan dilakukan penderita atau keluarga diharuskan menandatangani informed consent


PENATALAKSANAAN
1. Menyiapkan penderita : untuk penderita laki-laki dengan posisi terlentang sedang wanita dengan posisi dorsal recumbent atau posisi Sim
2. Aturlah cahaya lampu sehingga didapatkan visualisasi yang baik
3. Siapkan deppers dan cucing , tuangkan bethadine secukupnya
4. Kenakan handscoen dan pasang doek lubang pada genetalia penderita
5. Mengambil deppers dengan pinset dan mencelupkan pada larutan bethadine
6. Melakukan desinfeksi sebagai berikut :
  • Pada penderita laki-laki : Penis dipegang dan diarahkan ke atas atau hampir tegak lurus dengan tubuh untuk meluruskan urethra yang panjang dan berkelok agar kateter mudah dimasukkan . desinfeksi dimulai dari meatus termasuk glans penis dan memutar sampai pangkal, diulang sekali lagi dan dilanjutkan dengan alkohol. Pada saat melaksanakan tangan kiri memegang penis sedang tangan kanan memegang pinset dan dipertahankan tetap steril.
  • Pada penderita wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora, desinfeksi dimulai dari atas ( clitoris ), meatus lalu kearah bawah menuju rektum. Hal ini diulang 3 kali . deppers terakhir ditinggalkan diantara labia minora dekat clitoris untuk mempertahankan penampakan meatus urethra.
7. Lumuri kateter dengan jelly dari ujung merata sampai sepanjang 10 cm untuk penderita laki-laki dan 4 cm untuk penderita wanita. Khusus pada penderita laki-laki gunakan jelly dalam jumlah yang agak banyak agar kateter mudah masuk karena urethra berbelit-belit.
8. Masukkan katether ke dalam meatus, bersamaan dengan itu penderita diminta untuk menarik nafas dalam.
  • Untuk penderita laki-laki : Tangan kiri memegang penis dengan posisi tegak lurus tubuh penderita sambil membuka orificium urethra externa, tangan kanan memegang kateter dan memasukkannya secara pelan-pelan dan hati-hati bersamaan penderita menarik nafas dalam. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan. Menaruh neirbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine keluar sedalam 5 – 7,5 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
  • Untuk penderita wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora sedang tangan kanan memasukkan kateter pelan-pelan dengan disertai penderita menarik nafas dalam . kaji kelancaran pemasukan kateter, jik ada hambatan kateterisasi dihentikan. Menaruh nierbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine keluar sedalam 18 – 23 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
9. Mengambil spesimen urine kalau perlu
10.Mengembangkan balon kateter dengan aquadest steril sesuai volume yang tertera pada label spesifikasi kateter yang dipakai
11.Memfiksasi kateter :
Pada penderita laki-laki kateter difiksasi dengan plester pada abdomen
Pada penderita wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha
12.Menempatkan urobag ditempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih
13.Melaporkan pelaksanaan dan hasil tertulis pada status penderita yang meliputi :
  • Hari tanggal dan jam pemasangan kateter
  • Tipe dan ukuran kateter yang digunakan
  • Jumlah, warna, bau urine dan kelainan-kelainan lain yang ditemukan
  • Nama terang dan tanda tangan pemasang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar